Membeli Waktu

Catatan dari foodcourt

Sebenarnya aku bukan orang yang suka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di mall. Aku lebih suka jalan-jalan ke tempat yang baru, yang belum pernah kudatangi sebelumnya, terutama jalan-jalan ke tempat wisata alam. Tapi bukan berarti aku tidak mau jalan-jalan ke mall, aku sesekali juga ke mall, jika yang mengajak adalah temanku, atau ketika ada film baru, atau ketika menemani mama berbelanja, atau ketika ada yang mau mentraktir aku pasti berangkat.

Aku paling sering kalau jalan-jalan ke mall tujuan awalnya adalah menonton film bersama teman-teman atau saudara, nanti setelah atau sebelum menonton film, aku akan berkeliling mall, melihat-lihat, biasanya sih ke toko buku.

Kemarin, aku dan temanku, kami pergi jalan-jalan ke mall. Untuk menonton film. Satu jam sebelum jadwal tayang film tersebut, kami sudah sampai di mall. Maka, sambil menunggu film diputar, kami memutuskan untuk terlebih dulu berkeliling mall.

Kami masuk ke toko buku, melihat-lihat, dan aku membeli sebuah buku. Kemudian kami kembali ke bioskop karena film yang akan kami tonton sudah hampir tayang.

Kurang lebih 2 jam kami meononton film, kemudian kami keluar, pertama menuju ke mushola karena sudah masuk waktu ashar. Setelah sholat ashar, kami menuju ke foodcourt. Memang ya, setelah menonton film biasanya kita akan mersa lapar. Maafkan kesok tahuan aku ini kawan.

Sambil menunggu pesanan kami datang, kami bercerita lagi tentang film yang barusan kami tonton, padahal nontonnya barusan, tapi kami cerita seakan-akan kami sudah menontonnya sejak lama, nggak sabar menunggu film selanjutnya. Pesanan kami datang, kami lanjutkan lagi obrolan kami tentang film barusan, kali ini bukan tentang filmnya, tapi tentang bagaimana kira-kira film selanjutnya. Yah begitulah, hal biasa yang jika dilakukan dengan orang-orang terdekat akan terasa berbeda.

Makanan habis, hari sudah gelap, tapi mallnya masih terang dan waktu hampir menunjukkan waktu maghrib. Kamipun berpamitan dan kemudian pulang kerumah masing-masing.

Sampai di rumah, kulihat isi dompetku. Waduh! Aku baru sadar ternyata kegiatan menonton film tadi tidak hanya memakan waktu, tapi juga uangku. Aku teringat, selain membeli tiket menonton aku juga membelu sebuah buku di toko buku sebelum film diputar, aku juga membeli makan dan minum di foodcourt setelah film selesai. Belum lagi ditambah biaya parkir. “Aaaaah….”. Aku menepuk jidat menggunakan dompet, dompetku yang tadinya tebal, pulang dari menonton film menjadi tipis. Kubuka lagi dompetku, memastikan siapa tahu aka salah menghitung. Yang ada malah fotoku dalam kartu KTP yang tertawa lebar seakan-akan berkata “Rasain lo!”. Memang kartu KTP bisa berbicara? Punyaku sih tidak, kalau punyamu?

Apakah kalian juga pernah mengalami hal yang serupa?

Menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga, jalan-jalan ke mall, atau pergi ke tempat wisata? Dan baru sadar bahwa hal itu menghabiskan banyak uang setelah sampai dirumah?

Tenang kawan, aku sudah mengalami hal seperti ini berulang kali. Bisa dibilang aku ini berpengalaman. Dalam hal kehabisan uang.

Ketika kita membelanjakan uang kita saat kita bersama dengan orang-orang terdekat kita. Sebenarnya kita tidak sedang membelanjakan uang kita untuk tiket nonton, atau tiket masuk sebuah tempat wisata, atau untuk sebuah buku, atau makanan, minuman, atau bahkan untuk parkir, tetapi dengan uang tadi kita sedang membeli waktu.

Saat kita bersama teman-teman kita, sejatinya kita sedang membeli waktu bersama mereka. Membeli waktu menonton film bersama, waktu makan siang bersama, waktu melihat-lihat buku bersama, dan waktu untuk jalan-jalan bersama.
Maka, jangan sia-siakan waktu yang sudah kita beli dengan hal-hal yang akan menjadikan waktu tersebut tidak bermakna. Jangan sia-siakan banyak uang yang telah kita keluarkan dengan hal-hal yang akan kita sesali nantinya. Letakkan hp mu! Letakkan egomu, manfaatkan waktu yang sudah kita beli dengan sebaik-baiknya. Karena waktu tetaplah waktu, walupun ia bisa dibeli, ia bukanlah sebuah jam. Jika kita membeli jam, kemudian kita menggunakan jam tadi dengan seenaknya, kemudian rusak, kita masih bisa memperbaiki jam tersebut. Tapi waktu, sekali kita menggunakannya dengan cara yang salah, kita tidak akan bisa memperbaikinya. Yang kita bisa hanya menyesalinya.

Bisa saja kita membeli waktu yang baru, itupun kalau ada kesempatan, itupun kalau kita ada uang. Tapi kalau stok waktu di dunia ini sudah habis semuanya, kita bisa apa?

Tinggalkan komentar