Where The Pandemic Have Brought You #2

Karena cuma di rumah aja ya, aku yang sebelumnya nggak ada kesibukan apa-apa, jadi makin ga ada kerjaan. Kuliah yang penting absen, aktif organisasi nggak, bisnis apa segala macem juga nggak. Pengen gitu kayak orang-orang bisa sibuk. Sibuk itu seru. Asal sibuknya ngerjain apa yang kamu suka.


Selama pandemi ini rasanya orang-orang pada berlomba buat produktif, nyobain hal baru, hari ini udah ngapain aja, sebulan ini hasilnya apa aja. Tapi ada juga temen-temen yang ngerasa nggak ngapa-ngapain, nggak nambah apa-apa, nggak belajar hal baru. Ketika orang lain sibuk investasi ini itu buat masa depannya, aku sibuk menyiapkan hari-hari untuk disesali di masa depan, ya males-malesan. Wkwkwk…

Karena pandemi banyak renacaku yang gagal. Bahkan aku gagal merencanakan. Awalnya yang dilakuin ya cuma males-malesan, menyalahkan keadaan, gitulah pokoknya. Tapi terus lama-lama jadi mikir juga, pandemi ini ngasih waktu kita buat mikir. Buat nulis ulang lagi apa yang sejatinya kita cari, menyusun rencana lagi, evaluasi, kontemplasi, reboisasi, revolusi, reproduksi, kapsul bowman, pesawat sederhana, pesawat luar angkasa, Mars, Elon Musk, Elon Mars. Mars Mahasiswa.

Yaa kalau dipikir-pikir, pandemi ini bikin kita punya banyak waktu luang. Yang bisa digunain buat apa aja. Apaa aja. Ngelakuin apa yang kita mau, mengasah skill dan passion. Kadang heran lihat orang lain banyak kerjaan, sibuk sana-sini. Kitanya diem-diem aja. Nggak ada nambah apa-apanya. Cuma nambah cucian kotor di rumah. Banyak orang yang inevstasi. Lha. Investasi. Ada yang investasi harta, cari duit kerja, jualan apa segala macem. Ada yang investasinya dalam bentuk lain, sibuk di kuliah, belajar banyak, ikut webinar, memperluas relasi, ikut ini itu.

Pengen ikut-ikutan ngerjain sesuatu. Nambah ilmu lah, nambah duit lah. Tapi kok rasanya berat ya. Gimana cara mulainya. Karena sering bosen, dan kadang memang bosennya sengaja, biar punya waktu buat mikir diri sendiri gitu, aku jadi sadar, selama ini kita disibukkan sama hal-hal yang besar. Pokoknya harus jelas ngapain. Harus jelas hasilnya. Ditambah konsekuensi zaman, sekarang jadi gampang banding-bandingin sama orang lain. Orang-orang pada keren ya ngerjain ini itu. Tai lah.

Kita terlalu fokus sama hal-hal yang tampak. Progress orang-orang yang hasilnya kelihatan. Investasi itu ga Cuma soal uang, soal kehidupan kuliah lah, organisasi apa itu gatau. Kita masih bisa ngelakuin investasi di bidang lain. Bidang yang sering kita sepelein. Yang sering kita lupa. Waktu.

Kita bisa investasi waktu. Caranya? Jaga kesehatan. Istirahat yang cukup. Olahraga yang teratur. Minimal tiap pagi 5-10 menit berjemur dibawah Matahari, itu udah investasi. Banyak minum air putih. Sayang sama mata. Coba diinget, kita seharian liat layar hp, sampe malem, matanya capek tetep dipaksa, itu kan nggak sehat. Ya mungkin nggak kerasa sekarang. Besok? Kuliah. Keseringan tidur larut. Ya mungkin terus bisa tidur paginya. Tapi kan tetep ya, malem waktunya istirahat. Aku bukan dokter tapi pernah baca jam-jam biologis gitu, jam segini jamnya ginjal kerja sebaiknya istirahat, gitu-gitulah. Tapi banyak kerjaan? Nggak bisa selesai pagi sampe sore. Ya itu urusanmu. Aku nggak nyuruh tidur habis Isya juga. Wkwkwk… Tapi setahuku malem itu diciptakan buat istirahat dan siang itu buat kegiatan. Tapi ada orang yang bisa kerja kalau malem. Ya terserah. Aku Cuma mau ngasih tahu, kalau peduli sama kesehatan itu banyak caranya. Tidur teratur salah satunya. Senyum aja juga bisa jaga bikin sehat. Banyak-banyak senyum makanya. Tapi jangan senyum-senyum sendiri juga. Stres.

Ngomong emang gampang. Malem tidur cepet, paginya juga tidur seharian.


Kita juga bisa investasi diri. Belajar. Nggak harus ikut kuliah apa ikut webinar. Baca buku itu udah termasuk investasi diri. Kalau males baca buku bisa baca-baca artikel di hp. Masih males lagi bisa lihat-lihat video. Video orang-orang yang inspiratif apalah itu. Masih males lagi bisa nonton film. Kan biasanya ada tu quotes-quotes keren, yang biasanya temen-temen jadiin status wasap. Itu quotes-quotesnya jangan Cuma dijadiin status, dimaknai. Kita dapet perspektif baru. Pemahaman baru. Itu udah investasi diri. La tapi filmnya nggak ada quotesnya, yauda tetep nonton aja. Nanti seneng. Kalau kite seneng seengaknya kita nggak disibukkan oleh kesedihan apa kekhawatiran. Itu udah investasi.

Bahkan kemudian aku sadar, berpikir positif itu ternyata dampaknya gede banget. Gede banget. Kayak Gajah. Termasuk tenang, sabar, ikhlas, itu juga bisa termasuk investasi. Misal tiap hari kita ketemu sama hal-hal yang bikin sebel, hal-hal yang nggak kita kehendaki, terus kita tahan sebelnya, mau marah, inget sabar, inget ikhlas itu udah investasi. Membiasakan diri dengan momen-momen kesedihan dan mengingat momen-momen bahagia.

Maksudku, banyak hal yang bisa kita lakuin. Semua hal-hal kecil itu kita lakuin, tapi kenapa rasanya kok nggak menyenangkan? Rasanya nggak ada dampaknya? Mungkin karena kita terlalu sering menyepelakan hal-hal kecil itu. Se-nggak ngapa-ngapainnya manusia itu tetep ngapa-ngapain. Wkwkwk… Aku pernah denger, kalau nggak salah gini, perbandingan alam sadar manusia sama alam bawah sadar manusia itu 1:300, apa 1:3000. Apa 1:300.000 gatau lupa. Pokoknya perbandingannya jauh. Misal kita seharian cuma di rumah. Di rumah ngapain aja? Nggak ngapa-ngapain. Cuma nonton sama makan. Lha pas nonton itu rasanya Cuma nonton, tapi pas itu juga kita secara nggak sadar melakukan banyak hal. Mata kita menangkap banyak warna, kita belajar budaya baru dari film itu, otak kita nginget kosa kata, terus memanggil ingatan yang sama yang mirip sama apa yang kita tonton. Kita merasakan banyak hal, adegannya sedih ikut nangis, adegannya seneng ikut ketawa. Itu akan tubuh dan pikiran kita udah mengalami banyak hal. Bukannya setiap hari milyaran sel di tubuh kita beregenerasi? Yakan dokter?

Semua hal disekitar kita bisa jadi nutrisi dan bekal buat besok-besok. Asal kita mau. Dan nggak sering-sering nyepelin banyak hal.

Soal berpikir positif itu aku jadi inget satu hal. Jadi selama pandemi aku sering murojaah film-film animasi yang dulu pernah aku lihat. Soalnya, ternyata banyak adegan-adegan, dialog-dialog, atau jokes yang waktu kecil itu aku belum paham, dan sekarang waktu ditonton ulang baru paham. Salah satu film yang aku lihat ulang adalah Ice Age. Maraton dari satu sampe lima. Kalau yang kelima emang belum dulu belum pernah deng.

Habis nonton Ice Age 5 aku dapet ide buat bikin lagu. Anjay. Kayaknya kalo nulis cerita apa bikin puisi gitu dah biasa. Coba dibikin lagu. Tapi gagal. Soalnya gatau gimana caranya. Udah ketemu liriknya, tapu terus buat apa main instrumen juga belum bisa. Ya jadinya kayak tulisan-tulisan biasa. Akhirnya nggak dilanjutin.

Judul lagunya Asteroid. Jadi ceritanya di Ice Age 5 itu mau kiamat. Ada Asteroid lagi otw ke Bumi, terus si Manny, Sid, dan kawan-kawan itu mencari cara buat ‘menghentikan’ kiamat. Biar mereka nggak punah kayak Dinosaurus. Manny si Mammoth kan udah punya anak ya, la di film itu anaknya mau nikah. Terus dia jadi sedih gitu. Ditanyain sama suaminya, calon deng, “Kenapa kok sedih?”. “Yaiyalah, masa kita nikah habis itu kiamat. Punah”. Kata si cowoknya,”Nggak-nggak e kita nggak akan punah”. Gitu. Sebenernya nggak gitu sih, pokoknya intinya gitu aja. Wkwkwk…

Dari situ terus dapet ide bikin lagu tadi, tapi kan nggak jadi. Tapi sayang kalau dibiarin gitu aja. Bikin apa ya. Akhirnya digambar. Biar spesial gambaranya di talenan. Beli di pasar. Gaya-gayaan memakmurkan pasar tradisional dan memajukan UMKM padahal asline rande det nggo tuku kanvas.

“Jangan biarkan khawatir menghentikanmu, sebagaimana asteroid menghentikan Dinosaurus untuk melihat masa depan” Gibran Aulia 2020. Mixed media on talenan. 20×18

Tinggalkan komentar