I
Terima kasih telah mengisi daftar hadir di hidupku
Telah ada di sibuk dan senggangku
Hari ini aku oke juga, nggak tahu besok lusa
Semoga aja iya
Tidur di siang harinya dan bercerita sampai tengah malam
Denganmu setidaknya, waktuku di dunia tidak kuhabiskan dengan saling membenci
II
Bunda, bunda, bunda baru Ayah
Bunda, bunda, bunda, baru Ayah
Ini aku Bunda!
Bunda bukan malaikat tanpa sayap
Apalagi golongan jin
Bunda Cuma manusia
Dengan surga di telapak kakinya
Persaksikan aku, Bunda
Misi hidupku ialah dua:
Senyum milikmu, dan
Surga milikNya
III
Aku bisa saja tiba-tiba meneleponmu,
Menyelesaikan urusan rindu
Mungkin nanti, sebentar ya
Aku keramas dulu
Bahkan di depan foto profilmu
Aku harus tampil ganteng
IV
Pikiranku sedang kota. Hiruk pikuk ramai macet semrawut
Ingin lari ke gunung meninggalkan otak di rumah saja
Cara yang paling gampang adalah lupa
Cara yang paling rumit adalah jadi gila
V
Selamat malam
Semoga tercerahkan
Dengan seperangkat alat sholat
Dan jangan lupa sikat gigi
Wudhu cuci tangan cuci kaki
Selamat malam
Awas nyamuk!
Makin larut, berbanding lurus dengan godaan
Selamat malam
Esok masih ada hari
Sambut dengan dua rekaat
Dunia, pun di akhirat
VI
Hari-hariku berlalu
Tak satupun darinya yang kurindu
Tidak untuk hari ini
Untukmu
Berhari-hari selalu ku rindu
Menuju
Menuju pintu taubat yang tak kunjung ketemu
Anjing
Anjing menggonggong, kafilah berlalu
Aku, hari ini,
Dan esok yang tak menentu
VII
Tujuh hariku dalam seminggu selalu begitu
Disekap bimbel dan dipaksa menghitung pendapatan nasional
Kuputuskan berkaca,
Pada matahari yang mengintip malu dibalik pohon rindang
Lalu berlari
Menuju taman mimpiku
Namun sayang,
Malah dikejar-kejar ambisi, utopia, dan kemrungsung
Dan aku selalu punya cara
Untuk memacu adrenalin
VIII
Orang lain datang
Orang lain pergi
Datang dan pergi
Aku bisa
Memaafkan, merindukan, menemani, meninggalkan
Yang pergi, biarkan
Yang datang, sambut
IX
Yang kubutuhkan sedikit
Namun yang kurisaukan lumayan
Bodohnya,
Hingga aku jatuh ke dalam jurang tak berdasar
Dalam pikiran janji masa depan
Dan mimpi yang terkonversi menjadi:
Air Jordan retro 1 ?!
Berhenti berpikir tentang masa depan
Bangun, makan, mandi!
X
Sudah kubilang Solo, berkali-kali kubilang bahwa apapun itu, Slamet Riyadi selalu bisa membuatku benar-beanr jatuh cinta, lagi dan lagi. Sungguh, sungguh, sungguh, dan sungguh (kalau mau aku bisa menulis sungguh satu halaman penuh) malam itu aku tertawa lepas, jiwaku bebas, dan aku merasakan apa yang orang-orang sebut cinta. Entah, lampu-lampunya yang elok, macetnya yang ‘ealaah’, dan manusia-manusianya yang, apa ya? Pokoknya.
Ya, pokoknya!
XI
Mama bagi anak-anaknya
Yang selalu bisa,
Pasti bisa
Buatku kembali percaya
Kembali menyusun harapan
Dan sebuah esai tertulis rapi di kepala
Sebagai balas jasa,
Yang tidak mungkin bisa membalas jasanya
Mama, ooh… ooh…
Selalu kucinta
Selama Indonesia,
Masih berbentuk republic
Sampai nanti, piala dunia
Atau sampai surga
Terletak di telapak kakimu, ka ya?
XII
Maaf ayah aku bukan aktivis
Maaf Mama aku apatis
Tujuh hari semingguku habis
Habis
Sementara orang lain mengais-ngais
XIII
Bohong kalau
Aku bilang tidak mau jadi puitis
Seperti Ariel Noah yang kata-katanya racun
Bohong kalau
Aku bilang tidak mau punya cerita hebat seperti Tintin
Bohong kalau
Aku bilang tidak mau jadi manusia serba bisa
Seperti Iron Man
Aku ingin pandai berbohong
Agar tidak banyak maunya
XIV
Mendengarmu
Aku tidak perlu alat bantu dengar
Bahkan tidak perlu mendengar
Kau terdengar
Dalam setiap aliran hemoglobinku
Di setiap glomerulus dan kapsul bowmanku
Di ujung tumit kaki kananku
Kau terdengar,
Dalam setiap hembus nadi
Aku mendengar keresahanmu
Wahai,
Rumahku, taman bermainku, lapanganku
Semua keluh kesahmu
Sambatmu
Bebanmu
Semua polusi dan sampah plastic
Ratusan paus dan penyu yang mati sia-sia
Jerit tangis ribuan hektar hutan
Beban asap pabrik dan kendaraan
Bermil-mil jalan raya dan trotoar
Aku tahu, aku dengar
Aku sadar, aku
Bumi,
Tapi aku bisa apa?