Moral Ala Mr. Bean

Catatan dari dapur

Hari ini Mama masak ayam. Ayam kecap katanya. Dari baunya saja sudah terasa enak. Jika sudah tercium bau masakan Mama, biasanya aku akan langsung turun ke dapur. Sekedar bertanya masak apa hari ini, dan sesekali mencicipi masakan mama, menyendok sedikit kuah yang masih dipanaskan di atas kompor.

Daripada membantu Mama di dapur, aku memang lebih sering menonton televisi. Tapi bukan berarti aku tidak pernah membantu Mama. Biasanya aku hanya membantu kecil-kecilan, apalagi kalau di dapur. Karena aku tidak bisa masak, maka aku hanya membantu Mama sekedarnya saja, seperti mengambilkan daging di kulkas, atau mengangkat galon dispenser, atau bahkan hanya mematikan kompor jika Mama sedang ada pekerjaan lain.

Oh hei! Melihat Mama masak ayam, aku jadi teringat dengan sebuah serial tv komedi Mr. Bean. Di salah satu episode, Mr. Bean ingin memasak seekor kalkun, untuk makan malam bersama kekasihnya. Sebelum memasak terlebih dahulu ia memasukkan daging atau apa aku tak tahu, kedalam kalkun besar. Mr. Bean memasukannya dengan tangannya sendiri, tidak diduga ternyata jam tangan miliknya tertinggal di dalam kalkun tadi. Singkat cerita, kepalanya tersangkut di dalam kalkun besar tadi dan perlu bantuan kekasihnya untuk mengeluarkan kepalanya dari dalam sana.

Ngomong-ngomong soal Mr. Bean, kalian masih ingat kan dengan serial tv tersebut? Kalau sudah lupa, cobalah sesekali melihat lagi episode-episode Mr. Bean di Youtube. Akhir-akhir ini pun aku sering menonton kembali serial Mr. Bean, ternyata menonton Mr. Bean berkali-kali tidak membuatku bosan lho. Aku sih tidak, tidak tahu kalau kalian. Coba saja.

Setelah kurenungi lebih dalam, ternyata ada hikmah tersembunyi di balik kelucuan-kelucuan yang ditampilkan oleh Rowan Atkinson yang memerankan tokoh Mr. Bean ini.
Mr. Bean ini selalu melakukan setiap hal biasa dengan cara yang tidak biasa, atau bahkan luar biasa. Ia melakukan setiap hal dengan caranya yang unik dan anti mainstream. Coba lihat saja, bagaimana dia mengemudi sambil menggosok gigi, atau bagaimana ketika dia bermain golf, atau ketika belanja keperluan dan mobilnya dalam keadaan penuh. Memang terlihat bodoh dan lucu, tapi coba kita lihat lagi kawan, bukankah hal yang dilakukan oleh Mr. Bean tadi adalah sebuah inovasi? Bukankah Mr. Bean adalah seorang yang kreatif? Dari situ aku belajar kawan, bahwa sebenarnya kita bisa mencontoh Mr. Bean. Melakukan setiap hal dengan cara kita masing-masing. Menjalani hidup dengan jalan hidup yang kita tentukan sendiri tanpa perlu mengikuti jalan hidup orang lain.

Seperti Mr. Bean yang makan, mengemudi, atau bahkan menggosok gigi dengan caranya sendiri, kita bebas melakukan setiap hal dengan cara seenak kita. Walau hanya makan, minum, dan gosok gigi, tapi setidaknya hal itu (mungkin) dapat menuntun kita menjadi pribadi yang lebih kreatif dan inovatif. Mungkin lho ya. Belajar menjadi kreatif dan inovatif dari hal yang sepele, nantinya akan berdampak pada hal yang lebih besar. Bukankah kebanyakan hal-hal besar bergantung dari hal-hal yang sepele? Dan bukankah sebuah perubahan yang besar dimulai dari satu langkah kecil? Siapa tahu, dengan kita membuat sebuah inovasi koreografi mandi, kita bisa mengubah gaya hidup kita, atau bahkan masyarakat kita. Siapa tahu..
Dari Mr. Bean kita belajar bahwa menjadi berbeda tidak selalu buruk. Selama tujuannya baik, kalau cara yang digunakan berbeda, apa salahnya? Tapi jangan menjadikan ini sebagai alasan untuk bersedekah dari mencuri. Yang namnya kejahatan, ya tetap kejahatan.

Pelajaran selanjutnya yang bisa diambil dari menonton Mr. Bean adalah, bahwa sejatinya hidup ini adalah action, hidup ini adalah tindakan. Aku yakin, sebelum malukan ‘aksi’nya, Mr. Bean hanya sedikit atau bakan tidak memikirkannya terlebih dahulu. Mr. Bean tidak pernah merencanakan sesuatu, tapi langsung berbuat, action.

Jika kedua hal tadi, menjalani hidup dengan cara kita sendiri dan tidak menunda-nunda suatu perbuatan, kita terapkan dalam kehidupan kita, barangkali akan ada Mr. Bean-Mr. Bean baru, akan ada orang-orang sukses dengan cara yang unik, memangnya Mr. Bean sukses?

Aku menarik kesimpulan begini: Milikilah jalan hidupmu sendiri, terserah orang lain berkomentar apa. Yakini dan jalani.

Akhirnya, mari kita mulai menemukan keunikan-keunikan dalam diri kita, menyusunnya menjadi sebuah jalan hidup dan menjadikannya sebagai langkah untuk mencapai sukses yang kita impikan.

Kok bicaraku jadi tinggi begini ya?

Tinggalkan komentar