Ini Semua Hanya Soal Waktu

instagram @weareunited

Bola tendangan David De Gea melambung jauh ke tengah lapangan, diiringi peluit panjang wasit Stuart Atwell, yang kemudian disambut sorak sorai ribuan penonton yang memadati stadion Old Trafford.

Di samping lapangan, Marcus Rashford mengepalkan tangannya sambil berteriak, meluapkan emosinya, disampingnya Casemiro dan Malacia yang digantikan di menit-menit akhir pertandingan melakukan gestur yang sama, mereka menolak untuk sejenak duduk di bangku cadangan dan mengistirahatkan kaki mereka. Wajar saja, ini adalah derby Manchester, pertandingan akbar, semacam hari raya bagi pendukung kedua klub, juga penggemar sepakbola Inggris.

***

Tuhan tampaknya menjawab semua kesabaran para pendukung tim ini. Piala dunia belum lama usai, pesta olahraga terbesar di dunia yang membawa banyak kegembiraan tuntas. Tapi tidak bagi Manchester united, pesta olahraga mereka baru saja dimulai ketika piala dunia berakhir. Tidak hanya karena salah satu punggawa mereka, sekaligus rekrutan terbaru, Lisandro Martinez juara piala dunia bersama timnas Argentina, tapi juga United belum terkalahkan dalam 10 pertandingan terakhir mereka, bahkan kini menjadi satu-satunya tim asal Inggris yang berlaga di 4 kompetisi; Liga primer, FA Cup, Carabao Cup, dan Europa League.

Tapi ujian kesungguhan tim ini baru saja dimulai, United harus berhadapan dengan penghuni peringkat kedua sekaligus rival sekota, Manchester City dalam lanjutan liga primer Inggris.

Manchester City bersama Pep Guardiola selalu menakutkan, ditambah lagi sejak mereka mendatangkan mesin gol terbaru mereka dari Borussia Dortmund. Haaland seperti tidak tahu caranya berhenti mencetak gol, 21 gol telah dicatatkannya hanya dalam kurun waktu 16 pertandingan. Menghadapi tim manapun, rasanya akan mudah bagi klub ini, apalagi hanya Manchester United, klub yang terakhir kali mengangkat trofi di tahun 2017.

“Saya punya beberapa ide, strategi, bahkan yang konyol untuk menghadapi United”, kata Pep Guardiola, beberapa hari sebelum derby.

Pelatih City tersebut bebas saja sesumbar, masih hangat dalam benak kedua tim, ketika City melibas United dengan skor 6-3 di awal musim, Erling Haaland mencatatkan Hattrick kala itu.

Tapi itu sebelum mereka dikalahkan 2-0 oleh Southampton dalam lanjutan ajang Carabao Cup. Setelahnya seakan muncul keraguan dalam benak Pep, ia berkata jika masih bermain seperti saat melawan Southampton, sudah jelas mereka akan kalah ketika bertandang ke Old Trafford.

Disisi lain, pria berkepala plontos satunya, Erik Ten Hag, cukup tenang menghadapi psywar yang dilayangkan Guardiola, Ten Hag seolah ingin menegaskan bahwa ia dan timnya tak gentar, alih-alih membalas Guardiola dengan jawaban yang lebih pedas, ia justru mendatangkan striker pinjaman, Wout Weghorst yang di piala dunia lalu bersinar bersama timnas Belanda. Ten Hag ingin menyatakan bahwa timnya siap melakukan apapun demi kemenangan.

***

Pertandingan berjalan cukup alot sejak babak pertama dimulai, Manchester City tampak kesulitan menembus pertahanan United yang dikawal Raphael Varane dan Luke Shaw, tapi mereka tetaplah Manchester City, penguasaan bola mereka luar biasa.

Marcus Rashford, yang dalam 7 pertandingan terakhir selalu mencetak gol, juga tampak kesulitan melewati hadangan Kyle Walker. Dua kali peluang emas diperoleh Rashford, belum berbuah gol, bahkan ketika Ederson meninggalkan kotak penalti. Muncul kekhawatiran dari para pendukung United ketika Rashford menjatuhkan diri di lapangan dan meringis kesakitan sambil memegang punggungnya. Babak pertama berakhir tanpa gol.

Babak kedua berjalan semakin panas bagi City. Mereka menguasai bola dan bermain-main di wilayah pertahanan United. Menit ke 60, di tengah teriakan para pendukung kedua tim, Riyad Mahrez melepas umpan terobosan ke dalam kotak penalti dari arah kanan lapangan, bola bergulir melewati Rashford dan Fred bola, disambut dengan sigap oleh De Bruyne yang langsung saja berlari melewati kawalan Casemiro. Di cungkilnya bola menuju tengah lapangan, sambil berlari Jack Grealish melompat, dan menyambut umpan De Bruyne, merubah arah bola menuju gawang. De Gea tampak tak siap dengan sundulan Grealish, Varane juga tak mampu menghalau sundulan cepat itu. Publik Old Trafford terdiam, tim kesayangan mereka kebobolan.

Kita masih mengingat bagaimana Ten Hag ketika pertama kali datang ke Inggris. Tanpa sungkan, pria asal Belanda itu menebar ancaman, dengan percaya diri ia katakan akan memimpin United mengakhiri dominasi Juergen Klopp dan Pep Guardiola.

“Saya mengagumi mereka berdua, Manchester City dan Liverpool. Mereka memainkan sepakbola yang fantastis. Tetapi anda akan melihat era ini akan segera berakhir”.

Keyakinan itu masih tergambar jelas dalam sorot mata Ten Hag, juga ketika kali ini timnya kebobolan oleh sang rival. Kamera sempat menyorotnya sesaat United kebobolan, dan ia tak bergeming. Ten Hag masih menyimpan strategi di dalam kepalanya.

10 menit berselang, Garnacho masuk menggantikan Christian Eriksen yang baru saja diganjar kartu kuning. Eriksen, kunci serangan United memang ditarik keluar, tapi tim ini tidak serta merta kehilangan nyawanya. Adalah Casemiro, gelandang bertahan asal Brazil yang memulai semuanya. Dilepaskannya umpan dari kiri lapangan ke arah Marcus Rashford. Di samping Rashford, Bruno Fernandes berlari kencang dan mengambil alih bola umpan dari Casemiro dan langsung diteruskannya ke arah gawang. Pertandingan sempat dihentikan beberapa saat, wasit melihat VAR dan mengesahkan tendangan Fernandes sebagai sebuah gol. Jika saja Rashford menyentuh bola dari Casemiro, akan lain cerita. Kedudukan imbang untuk kedua tim.

3 menit, hanya 3 menit waktu yang dibutuhkan United untuk membalik keadaan. Kali ini seorang bocah bernama Alejandro Garnacho. Mendapat umpan dari Fernandes, Garnacho menusuk masuk ke dalam kotak penalti. Setelah tendangannya membentur bek Manchester City, Garnacho mengecoh Manuel Akanji dan melakukan passing, di mulut gawang Rashford menyambut umpan Garnacho dan menyarangkan bola di gawang Ederson. United membalik keadaan.

Old Trafford bergemuruh, Rashford berlari ke arah tribun, menunjukkan selebrasi favoritnya akhir-akhir ini, gestur berpikir. Di Belakangnya, Garnacho melompat memeluk Rashford, disusul pemain United lainnya, Fred menyalami para penonton, dan Casemiro berlari dan memeluk penonton.

Sudah 2060 hari berselang sejak terakhir Manchester United mengangkat trofi, namun kemenangan atas rival selalu patut untuk dirayakan. Langit kota Manchester yang beberapa tahun terakhir berwarna biru muda, kini mulai menjingga dan menyiratkan warna merah. Slogan “Manchester is Red” memenuhi ruang-ruang publik di kota pelabuhan itu.

Erik Ten Hag telah mengubah Manchester United, Casemiro sekali lagi menunjukkan kelasnya, Fred mengawal kemanapun De Bruyne berlari, Garnacho, bocah berusia 18 tahun kelahiran Spanyol dan berkebangsaan Argentina itu mewujudkan mimpinya di Theatre of Dream, dan Rashford menegaskan bahwa dirinya belum usai, selalu mencetak gol di 8 pertandingan beruntun! Sedangkan Erling Haaland? kita bahkan lupa jika ia bermain di laga derby semalam.

Kemenangan ini membawa United menggeser Newcastle dari peringkat ketiga, City masih bertengger di posisi kedua, dan Arsenal masih kokoh di puncak klasemen. Tapi kita tahu, ini semua hanya soal waktu.

Tinggalkan komentar