2023

Mati Tertimbun Skripsi

dua puluh tahun hidup di dunia saya baru sadar
ternyata puisi jauh lebih mahal dari skripsi
dan skrpisi tidak ada apa-apanya dibanding berita kecelakaan
skripsi hanya seharga 5 juta per semester
sementara satu berita kecelakaan seharga skripsi
sedangkan untuk membeli puisi harus berhutang,
nyawa dan rasa
puisi tentang seorang mahasiswa yang meneliti soal berita kecelakaan bisa mahal sekali
karena penasaran berapa harga pastinya, kemarin malam saya berkeliling mencari penjual puisi
seisi kampung saya lewati tapi tidak menjumpai penjual puisi
di ujung gang menuju kampung sebelah, saya bertemu seorang ibu yang tabah, terlihat dari matanya yang lelah
"mencari puisi juga, Bu?", tanya saya
"mencari anak saya, Dik"
Sampai larut tiba, Ibu yang tabah namun lelah tadi tak kunjung menemukan anaknya
Keesokan harinya, masih dengan rasa penasaran karena belum menemukan penjual puisi, saya mendengar tetangga berbincang
katanya, Ibu yang tabah semalam akhirnya bertemu dengan anaknya di koran,
di sebuah kolom dimana saya juga menemukan seorang penjual puisi, judul kolomnya:
'Seorang mahasiswa ditemukan tewas tertimbun skripsi'

Pesan WhatsApp untuk Mama

Akhir pekan ini aku belum bisa pulang, Ma
Sedang sibuk mengkhawatrikan masa depan dan menyiapkan hari-hari untuk disesali
Mama sehat, kan ya?
Jangan seneng berkunjung ke apotek ya, Ma
Besok-besok biar aku saja yang ke apotek
eh jangan ding, pokoknya jangan suka ke apotek
Kapan-kapan kita piknik ya
Kita ke pantai membeli vitamin sea
Apa ke Ibukota melihat gedung-gedung besar
Jangan ke gunung,
Udara dingin bisa bikin Mama sakit
Nanti ujung-ujungnya ke apotek lagi
Apa apotek dekat rumah kita robohkan aja ya, Ma?
Biar kita nggak punya pilihan buat sakit
Biar mau nggak mau harus kuat
Aku belum bisa pulang, Ma
Ini aku kirim obat buat menemani Mama
Kuat-kuat, ya Ma


Doa Kepada Puisi

Aku berserah diri pada puisi
Pada rima-rima seragam dan majas-majas tak berdosa
Aku memohon ampun atas semua rinduku
Sungguh, tak ada perantara rindu kecuali engkau

Puisi, ampunilah kami atas segala ketidak puitisan kami
Atas semua rima-rima seenaknya, dan majas-majas yang dipaksakan
Atas kata tanpa makna, dan makna tanpa rasa

Puisi yang indah dan hangat, berikanlah kami kekuatan untuk menjalankan rindu dengan tuntas
Serta keberanian untuk memelihara kesedihan-kesedihan kami
Jadikanlah kami orang-orang yang gemar menabung rasa sakit dan mengubahnya menjadi kata-kata manis

Amin

Jalan Macet

Tadi pagi jalanan macet sekali
Anak-anak berlomba menuntut ilmu
Bapak ibunya berebut waktu
Jalanan ditutup
Pemerintah sedang berbaring di samping polisi tidur

Disita Sepi

Ibu lupa meletakkan senyumnya
Terakhir disimpan dibawah bantal
Padahal bantal ibu sedang dijemur
Semalam basah kuyup diguyur air mata
Ayah tidak akan pulang
Uangnya belum cukup untuk membeli kasih sayang
Pagi tadi, ketika aku membangunkan bunga-bunga yang layu
Sebuah kertas besar menempel di pintu kami
Disitu tertulis "Rumah ini disita sepi"

Pulang Kepada Puisi

Kepadaku
Yang hari-harinya tersusun dari khawatir dan rindu
Puisi berpesan jangan malu datang kapan saja
Puisi juga sendiri
Tapi ia tidak kesepian
Puisi ada dalam orang-orang kesepian
Orang-orang kesepian pulang menuju puisi
"Kenapa lama sekali?"
"Maaf aku lupa jalan"
"Tersesat dimana?"
"Di dalam mata ibu yang rindu pelukan anaknya"

3 tanggapan untuk “2023

    1. terima kasih sudah mengambil keputusan menunggu karya2 saya. sayangnya tahun lalu memang merasa tdn sastra2 amat jadi jarang nulis puisi, semoga tahun ini lebih konsisten lagi. apa tahun ini bikin buku puisi ya? wkwkwk

      Suka

Tinggalkan komentar