Tutorial Menjadi Spiderman

Untuk menjadi Spiderman, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah tidak berusaha menjadi Spiderman. Lah kok begitu? Iya. Udah baca aja.

Spiderman adalah ketidaksengajaan. Peter Parker tidak pernah berencana atau berusaha dengan sengaja menjadi seorang Spiderman. Begitu juga Miles Morales (Spider-Man into Spider Verse). Tiba-tiba aja dia digigit laba-laba radioaktif dan kemudian memiliki kekuatan laba-laba super. Jadi untuk menjadi Spiderman atau setidaknya menyerupai Spiderman yang harus pertama kali kita lakukan adalah tidak berusaha, dan bahkan tidak menginginkan menjadi Spiderman.

Percayalah ini bukan mengada-ada. Spiderman lebih dari cerita fiksi. Udah baca aja.

Kalau Spiderman adalah sebuah ketidaksengajaan, berarti tidak semua orang bisa menjadi Spiderman dong? Iya. Mungkin juga nggak. Mari kita ralat. Spiderman bukanlah sebuah ketidaksengajaan, melainkan sebuah keberuntungan. Peter Parker adalah orang yang sangat beruntung. Apakah keberuntungan bisa diciptakan? Bisa. Keberuntungan adalah pertemuan antara kemampuan dan kesempatan. Ketika kesempatan datang dan kita mampu memanfaatkan kesempatan tersebut, disitulah ‘keberuntungan’ lahir.

Peter Parker bukanlah remaja biasa. Ia adalah siswa yang pandai di sekolah, seorang kutu buku yang ahli di bidang sains. Jika Peter bukanlah seorang yang pandai dengan rasa ingin tahu yang tinggi, kemungkinan dirinya untuk datang ke tempat laba-laba radioaktif berada dan kemudian tidak sengaja digigit akan lebih kecil. Dengan segala keterbatasannya, kepandaian, dan rasa ingin tahu yang tinggi itulah, Peter menjadikan dirinya mampu dan pantas untuk mendapatkan kesempatan menjadi Spiderman.

Kita harus yakin kesempatan itu akan datang, kapanpun dan apapun bentuknya, tapi sebelum hari itu tiba, pastikan mampu dan siap untuk mendapatkan kesempatan tersebut.

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan setelah mendapat keberuntungan adalah: berproses. Seperti cerita Superhero pada umumnya, menjadi Spiderman bermakna from nothing to something. Dari yang awalnya tidak bermakna apapun menjadi penting dan dipandang banyak orang. Sifat alami manusia. Mendapatkan apa yang diinginkan, mendapat tempat, dianggap, dan keberadaannya punya makna.

Peter dan Spiderman tidak seperti Bruce Wayne dan Batman ataupun Tony Stark dan Iron Man-nya yang sebelum menjadi Superhero sudah punya peran penting, hidup mapan dan punya segalanya. Dengan menjadi Spiderman bukan berarti seketika kita menjadi Superhero. Menjadi Spiderman berarti hidup jauh dari kata mapan. Belajar menggunakan kekuatan sendiri, mengasah kemampuan sendiri, membuat kostum sendiri, dan yang terpenting menentukan akan digunakan untuk apa kekuatan super yang dimiliki. Jika yang beruntung mendapat kekuatan laba-laba super bukanlah Peter, bisa jadi Spiderman bukannya menjadi superhero, bahkan bisa saja melakukan kejahatan.

Langkah berikutnya sekaligus langkah terakhir adalah langkah tersulit. Untuk menjadi Spiderman atau menyerupai Spiderman kita harus jatuh. Jatuh sejatuh-jatuhnya. Secara mental dan fisik. Secara fisik Peter jatuh ke tanah ketika gagal menancapkan jaring laba-labanya, kekuatan supernya berkurang, dan selanjutnya adalah keraguan. Apa benar aku pantas jadi seorang Spiderman?

Secara mental, Peter dihadapi dengan berbagai cobaan berat, hari-harinya berjalan buruk. Ditinggal Paman Ben, masalah dengan Mary Jane, ditinggal Gwen Stacy, dikhianati teman, dan melawan musuh yang ternyata adalah orang-orang dekatnya sendiri.

Sedangkan Miles Morales, ia kehilangan pamannya, sekaligus hilangnya kepercayaan orang lain terhadap dirinya juga hilang. Miles hanya dianggap anak kecil yang tidak sengaja mendapat kekuatan laba-laba super, dan tidak termasuk pahlawan seperti Spiderman lainnya.

Pada fase inilah, kesungguhan sebagai Spiderman di uji. Spidey harus bangkit, bukan dengan kekuatan supernya, tapi dengan kepercayaan dirinya sendiri. Bahwa jika tanpa kekuatan super ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, maka ia tidak pantas mempunyai kekuatan super dan menyelesaikan masalah yang lebih besar.

Bagi kita yang sampai pada tahap ini, Peter punya sedikit wejangan; Apapun yang terjadi, apapun yang hidup berlakukan pada kita, apapun isi kepalamu, seberat dan serumit apapun, kita selalu punya pilihan untuk melakukan hal yang benar. Hal yang seharusnya dilakukan oleh Spiderman.

Menjadi Spiderman bukan berarti kita memiliki kekuatan super, menggunakan kostum ketat, berayun di atas jalanan kota, menghajar pencuri, dan mengalahkan Green Goblin, manusia pasir, ataupun siluman kadal. Siapapun bisa memakai topeng dan kostum, jaring laba-laba bisa diciptakan dengan teknologi, kekuatan bertarung bisa diasah. Menjadi Spiderman berarti kita menjadi Friendly Neigbhourhood. Menjadi tetangga yang ramah. Yang selalu ada ketika orang lain butuh bantuan, dengan atau tanpa spider-sense ataupun peter-tingle. Menjadi semangat dan inspirasi bagi orang lain. Spiderman adalah mereka yang selalu siap membantu, selalu ada jika dibutuhkan, bangkit setiap kali jatuh, dan berdiri lagi setiap kali dipukul.

Bukan melawan apa yang dibenci, tapi menolong dan menyelamatkan apa yang dicintai.

Spiderman adalah hadiah. Sekaligus kutukan. Seperti yang berulangkali dikatakan Peter: “With great power comes great responsibilities”. Semakin kuat kita, semakin besar tanggung jawab yang harus kita selesaikan.

Tidak perlu menunggu digigit laba-laba radioaktif untuk menjadi bermakna. Kita selalu punya kekuatan dan tanggung jawab. Sekecil apapun itu.

Untuk menjadi Spiderman, kita hanya perlu melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Dan kita selalu punya pilihan untuk melakukan hal yang benar.

“We all have powers of one kind or another. But in our own way, we are all Spider-Man. And we’re all counting on you.”

-Mary Jane, Spider-Man into Spiderverse(2018)

2 tanggapan untuk “Tutorial Menjadi Spiderman

Tinggalkan komentar