Punya Dunianya Sendiri

Orang yang hobinya koleksi sesuatu, suka sama suatu hal itu selalu unik. Koleksi, hobi, passion, apalah itu namanya. Mesti unik dan seru kalau denger ceritanya.

Apalagi yang koleksi barang-barang antik, barang klasik, di jaman serba digital sekarang ini. Bagi aku lo ya. Yang hobi koleksi barang-barang fisik. Orang-orang yang hebat. Yang hobinya koleksi lukisan, guci, piring, gelas, Tupperware iya ga? Piringan hitam, kaset, dvd film itu orang-orang yang luar biasa! Ketika hampir semua hal bisa dimiliki dan dinikmati secara digital, mereka lebih milih cara lama. Oldskull. Koleksi barang-barang fisiknya.

Orang-orang gitu mesti lebih besar effortnya. Lebih besar dedikasinya. Cintanya. Sama apa yang mereka koleksi, sesuatu yang mereka suka.

Ada orang hobinya otomotif, hobi koleksi mobil dan motor. Keluar uang banyak buat beli mobil, punya motor puluhan, jauh-jauh ke Italia cuma buat beli ban motor, jauh-jauh ke Amerika cuma buat ‘mampir’ ke bengkel custom.

Ada juga orang yang punya koleksi banyak action figure. Superhero, robot, tokoh film, kartun-kartun segala macem. Harganya sama kayak UKT satu semester. Udah gede, punya anak, tapi masih suka mainan.

Ada yang hobinya olahraga. Basket apa Sepakbola. Koleksi banyak Jersey pemain, sepatu-sepatu, bola, pernak-pernik. Hafal nama semua pemain dari A sampe Z. Hafal rekor pemain-pemain bintang dari tahun 80an sampe sekarang. Jauh-jauh keluar negeri buat liat pertandingan langsung.

Ada yang hobinya seni. Segala macam kesenian di koleksi. Seni lukis, patung, musik, foto-foto, ada: Ahmad Dhani. Lihat aja di YouTube ada banyak.

Ada orang yang suka sejarah. Hobinya koleksi barang-barang bernilai sejarah. Nggak cuma mobil motor. Juga radio, baju, setrika, sepeda, dokumen-dokumen, transkip-transkip.

Kenapa bisa gitu? Punya banyak koleksi, rela keluar uang banyak ‘cuma’ untuk barang pajangan?

Soalnya suka. Cinta. Apa cinta harus dibuktikan dengan koleksi? Ga harus. Tapi bisa jadi salah satu caranya. Cara pembuktian cinta. Katanya cinta itu pembuktian. Kata siapa? Gatau. Apakah kalau nggak dibuktikan berarti nggak cinta? Gatau. Pokoknya gitu. Cinta nggak harus berbentuk koleksi. Tapi koleksi yang benar-benar koleksi (bukan yang cuma ngikutin trend lo ya) itu udah pasti cinta.

Apa barang-barang koleksi harus antik dan mahal? Nggak juga. Filateli. Kolektor perangko. Eh nggak juga. Perangko lama yang langka juga mahal. Ada. Aku pernah lihat di tv, kolektor bungkus permen. Bungkus permen nggak mahal. Gatau kalo permen nya isi emas.

Apa koleksi harus barang-barang fisik? Yang kelihatan mata dan bisa dilihat? Nggak juga.

Orang yang suka baca buku. Cintanya sama ilmu pengetahuan dan kebenaran. Koleksinya: pengetahuan dan pemahaman

Dahlan Iskan, cinta mati sama dunia berita. Puluhan tahun jadi wartawan. Hidup untuk berita. Koleksinya berbentuk berita, karya tulis, ide, dan gagasan. Waktu masih jadi bosnya Jawapos, tiap enam bulan sekali Abah Dahlan ke Amerika, katanya buat belanja ide. Cintanya pada berita membawa beliau keliling dunia, ketemu orang-orang hebat, dan menghasilkan banyak karya.

Anaknya, Azrul Ananda. Hobi gowes. Sepedaan. Punya koleksi sepeda puluhan bahkan ratusan. Harga satu sepeda bisa lebih dari 50 juta! Keliling dunia juga ‘cuma’ buat sepedaan. Pernah sepedaan di Colorado, Amerika. Daerah pegunungan, tingginya 3.800 lebih. Gunung Semeru tingginya 3.600 m itu aku naik sampai kepikiran mati. Ini 3.800 lebih, naik sepeda lagi!
Kok bisa gitu?  Ngapain sepedaan capek-capek. Menyiksa diri. Karena hobi. Udah cinta. Kalau bukan karena cinta ya nggak bakal mau. Keluar tenaga, keluar biaya, waktu juga.

Hebat ya cinta. Kalau udah cinta, apapun dilakuin. Pokoknya itu. Yang lain nggak peduli. Orang yang hobi koleksi motor sama mobil, waktu pengen nambah koleksi nggak bakal mikir: ‘ini bakal kepake nggak ya?’ ‘menuh-menuhin garasi nggak ya?’ ‘habis duit berapa ya?’. Nggak. Pokoknya punya. Pokoknya koleksi. Kalau udah cinta bisa apa? Hal lainnya bakal dilupain, kalau nggak lupa ya di-nomer sekian-kan.

Aku selalu iri sama orang yang punya hobi, hobi yang bener-bener hobi. Sampai mati-matian dilakuin. Iri sama orang-orang yang punya koleksi, koleksi yang benar-bener koleksi. Sampe habis-habisan ngoleksi. Selalu iri sama orang yang punya ‘dunia’nya sendiri. Kalau udah menyangkut hobi, sama apa yang dia cintai, udah nggak bisa diganggu lagi.

Ada juga -banyak- orang-orang yang cintanya sama Tuhan. Cinta mati. 24 jam sehari dihabisin buat Tuhannya. ‘Tenggelam di dunianya’. Ke masjid sebelum adzan, datang sebelum dipanggil. Sedikit tidur, malemnya full menyebut nama Tuhan. Yang mereka koleksi: kebaikan-kebaikan Tuhan. Koleksi-koleksi itu mereka rawat, mereka jaga, dan mereka gunakan dengan cara yang unik: bersyukur.

Bukan soal apa yang kamu cintai. Tapi soal seberapa besar cintamu, apapun itu.

Dan aku selalu iri sama orang-orang kayak gitu. Yang cintanya bisa mati-matian.

Karena kalau udah cinta, sama yang lainnya bakal lupa. Sesimpel itu.

Tinggalkan komentar