Pintar-pintar Cari Alasan

Apa iya semua hal terjadi karena ada sebabnya?

Everything happen for a reason.

Sadar nggak, kalau kata-kata diatas dan sejenisnya kita ucapin apa kita inget cuma di waktu-waktu tertentu?

Iya nggak, apa cuma aku aja?

Everything happen for a reason. Semua itu ada sebabnya. Biasanya diinget apa diucapin pas lagi keadaan sedih dan kecewa, keadaan-keadaan yang nggak sesuai sama keinginan kita. Semua ada sebabnya. Seolah-olah gagal yang kita alami, sedih dan kecewa yang kita rasakan, juga realita yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita memang harus terjadi. Harus demikian. Ya gitu. Ada alasannya.

Apa iya kita cuma inget ‘Everthing happen for a reason’ pas realitanya nggak sesuai harapan kita?

Pas keadaannya baik-baik aja, kita seneng, enjoy, apa kita inget kalau ‘semua terjadi karena ada sebabnya?’

Ribet ya.

Gini.

Ketika kita gagal, kita sedih, jatuh, kalah, kecewa, kita berusaha untuk mencari hikmah, cari pelajaran dari kejadian yang menimpa kita. Mungkin cari pelajaran, mungkin juga enggak.

Tapi ketika kita berhasil, kita seneng, menang, bahagia apakah kita kepikiran buat nyari pelajaran apa sih yang bisa kita ambil? Kenapa sih kok kita berhasil, kok kita bahagia? Aku yakin jarang. Seenggaknya tidak lebih sering daripada pas kita gagal. Apa jangan-jangan emang nggak pernah? Kita terlanjur seneng, terlanjur menikmati euforia. Lupa nyari apa hikmahnya.

Sama kayak tadi, ketika kita gagal, kita inget kalau ‘everything happen for a reason’ sama halnya kita juga inget buat nyari hikmah dan pelajaran dibalik kegagalan kita.

Everything happen for a reason. Semua itu terjadi ada sebabnya. Bahkan gagal dan sedihmu itu terjadi karena suatu sebab. Loh penyebab kegagalanku apa?

Kemudian kita nyari sebabnya. Apa ya? Aku udah berusaha keras biar nggak gagal, o berarti sebab kegagalanku bukan karena usahaku kurang. Cari lagi sebab yang lain. Apa karena masalah-masalah yang datang dari luar? Kayaknya nggak juga deh. Cari lagi… Sampai kita menemukan hikmah dan pelajaran dibalik kegagalan kita tadi. ‘o jadi sebabnya aku gagal adalah biar aku menemukan hikmah dan belajar’.

Jadi penyebab gagalku adalah agar aku belajar tho, oiyaya nggak sia-sia aku gagal. Emang bener, everything happen for a reason. Gagal dan kecewa itu juga ada sebabnya. Juga harus terjadi juga. Yaudah wes nggak papa aku gagal, toh aku juga belajar.

Sampai kemudian aku kepikiran lagi. Wkwkwk…

Emang iya? Semua hal terjadi karena ada alesannya. Dan alesan kita gagal adalah agar kita belajar? Jadi maksudnya everything happen for a reason itu biar kita belajar?

Akhirnya aku sampai pada kesimpulan : Enggak. Wadaw.

Bukan gitu. Loh kenapa?

Karena itu tadi, kita cenderung lebih sering inget ‘everything happen for a reason’, dan nyari hikmah dari kejadian ketika kita dalam keadaan yang nggak kita harapkan.

Jadi bisa dibilang, seakan-akan pelajaran dan hikmah yang kita cari kemudian kita dapet itu, serta statement ‘everything happen for a reason’  tujuannya ‘sekadar’ untuk membesarkan hati kita sendiri.

Seakan-akan kalau kita lagi seneng dan realita yang terjadi sesuai harapan kita, itu nggak termasuk dalam ‘everything happen for a reason’

Dengan hanya inget ‘everything happen for a reason’ dan nyari hikmah ketika kita kecewa, secara nggak langsung kita sedang membeda-dakan setiap kejadian. Mana kejadian yang sesuai dengan harapan dan selera kita, man kejadian-kejadian yang nggak sesuai dengan harapan dan kita nggak mau kejadian itu menimpa kita.

Ruwet? Iya. Jujur pas nulis ini aku juga ruwet njelasinnya. Wkwkwk… yaudah baca aja.

Jadi apakah ‘everything happen for a reason’ itu salah? Apakah semua hal terjadi tanpa ada alasan? Enggak. Tetep semua terjadi karena ada alasannya. Satu-satunya alasan adalah karena setiap kejadian yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Lalu apa tujuan Tuhan menciptakan kejadian tersebut, apa tujuannya Tuhan menghendaki kita gagal? Ya nggk tahu. Kok tanya aku.

Gini deh. Kemarin beberapa saat setelah hasil SBMPTN diumumin, kan rame tu di Twitter pada nge-tweet; “Terimakasih ugm itb undip ub unair ui uaa wala wala bingbing karena sudah menolak aku, karena gara-gara ditolak aku jadi pengusaha sukses, punya rumah sendiri, hidup mapan, penghasilan jutaan, dan sekarang lagi duduk santai menikmati kesuksesan di kursi goyang belakang rumah sambil mimum teh kantong bundar sari murni yang rasanya enak sekali semua suka aromanya nikmat bikin kita jadi semangat bla bla bla…”

Yang sebenarnya terjadi adalah, mereka gagal ya gagal aja. Gagalnya sama kayak gagal-gagal yang lain. Mereka gagal karena Tuhan menghendaki demikian, menghendaki mereka gagal. Tapi kemudian mereka memilih untuk berterima kasih kepada Tuhan serta kegagalan mereka, mencari hikmah, dan meng-everythig happen for a reason-kan kegagalan mereka.

Tuhan menghendaki kegagalan mereka?

Ketika kejadian itu terjadi sesuai yang kita harapkan, sesuai yang kita kehendaki, kita akan merasa senang. Sebaliknya, kalau yang terjadi tidak sesuai yang kita kehendaki, kita akan kecewa dan sedih. Yang sering kita lupa adalah, hidup kita berjalan sesuai dengan yang Tuhan kehendaki, bukan apa yang kita kehendaki.

Kita kecewa karena hasilnya tidak sesuai keinginan kita. Kobisa sih merasa kecewa? Ya karena kita manusia, punya keinginan, punya hasrat, punya selera, dan nggak jarang apa yang dikehendaki oleh Tuhan tidak sesuai dengan selera kita. Itulah kenapa dalam agama ada bab ikhlas dan sabar, karena kita bukan malaikat yang setiap saat nrimo tanpa komplain apa yang dikehendaki Tuhan.

Apakah gagal itu salah? Ya nggak dong.

Apakah ketika kita gagal kemudian kita meng-everythig happen for a reason-kan kegagalan kita, dan mencari hikmah serta pelajaran dibalik kejadian itu merupakan suatu kesalahan? Nggak juga dong.

Ikhlas emang nggak segampang itu. Menerima setiap kejadian nggak selalu gampang. Apapun kita tetep manusia, kecuali kamu manusia setengah harimau, kayak King, karakter di game Tekken.

Gagal kemudian kecewa itu wajar. Sambil nunggu proses kita sampai tahap ikhlas bisa menerima semua kejadian, nggak ada salahnya kita pinter-pinter cari alasan dari setiap kejadian, cari hikmah dan pelajaran dari setiap kegagalan, juga keberhasilan.

Karena hikmah, pelajaran, dan sebab adalah cara manusia merasionalkan sekaligus menerima takdir Tuhan.

Wadaw.






2 tanggapan untuk “Pintar-pintar Cari Alasan

  1. Kirain bakal bahas, kenapa tiap seneng… Kita juga ga nyari hikmah dan pelajarannya? Kenapa cuma nikmatin euforia? Apa yang seneng2 itu gaada yang bisa dipetik? Wkwkwkk

    Suka

Tinggalkan komentar